Thursday

On the Beach

Teleng Ria Beach, June 17th 2011.





Ohh Sea!! Dont you dare smile at meee???


Karena Asti bilang kalo penggambaranku tentang trip nekat ke Teleng Ria kemaren (post sebelum ini) terlalu garing dari yg sebenarnya kami alami, aku memutuskan (atau lebih tepatnya terdorong) untuk bikin versi yang agak lengkapnya haha \m/

Jadi. Pagi itu kukuruyukk ayam berkokok dan Roro Jonggranglah biang keroknya.

Tentu saja bukan. Bukan begitu.

Saya bangun agak siang hari itu, dan hampir saja lupa sama sekali bahwa ada sebuah rencana gila yang sedang menunggu untuk dilaksanakan.

***

Jam 10 AM
Di Rumah Asti.

Kyaaa~ dapet ijinnya! Tapi disuruh jemur baju sama bikinin adenya Asti maem dulu -___-
Semua butuh usaha. Okelah.

Setelah saya dan Asti belagak jadi Ibu rumah tangga yang baik, akhirnya selesai juga tuh gawean. Dan tebak, yap betul sekali,  menit-menit berikutnya saya lewatkan dengan menonton Asti rempong sana sini gajelas. Dari baju ganti. DUIT, bensin, aer minum, apalah semua numplek di sana.
Perasaan ini orang bagai gak pernah pergi jauh aja. Sini Pacitan berapa jam sih. Palingan 2 setengah jam.
TAPI MASALAHNYA KITA NAIK MOTOR, BEREMPAT, DAN CUMA SATU ORANG YANG TAU JALAN KE SANA. Itu pun inget-inget lupa karena terakhir dia ke sana setahun lalu.
Oke, rempong udah rampung. Dua orang tadi udah balik.

Kita berangkat.

Gila itu longway banget. Yang kerasa cuma kram di beberapa bagian tubuh sakin lama duduk di motor dan.. bebas. Meski yang berada di depan saya sedikit demam MotoGP -___- saya jadi pengen banget nyetir.

Sempet berhenti di tengah jalan buat Sholat Jum'at jugaa, kemudian on way lagi :D
Dan kami bertransformasi menjadi radio hidup. Nyanyi sana sini gak jelas gak peduli kiri-kanan mau mikir apa :P

Setelah ratusan abad yang gak kerasa berselangggg, kami memutuskan untuk berhenti di Indomart. lhoh? Bukannya ke pantai?
Gapapa kita cuma pengan beli mimik sama es krim haha yes yess

LIMA BELAS MENIT KEMUDIAN.

Hello, Beach.

Hoooohhhh...
Apa coba? Maem mie pangsit duluuu hurrayyyy _/(_o_)\_ yiha

Setelah itu. Okelala KOOOCEHHH. Maen pasir. Maen ombak. Arghh maen angin!! Ya Tuhan loncat salto sana sini sampe celana hingga ke atas kuyup semua. How lovely our journey wassss!!!
Oh my God, when will I do this anymore huh?

I will mis these all of laughters so.. badd :((
The wind. The wave. The Sea. The LOVE. The scenery. The sky. The dreammm!!!

Daaan! Cantiknya, henfon saya, masih tenang dalam kantong celana saya. Saking tenangnya, gak mau nyala. Yeahh rock on celana saya aja udah kelelep segitu okenya berjam-jam wow. Selamat tinggal henfon..
Wah, henfon saya kena karmanya henfon Ardian :O

Jam 4 PM
Saya sama sekali gak ingin pulang. Saya gak mau apa yang sedang terjadi sekarang berakhir.

Jam 6.30 PM : Home.

Sunday

A Legend has begun.

And yes. Hello, ah-mazing readers :)
Oh well I know you never miss me, but I have to be back :P
I’m comin with another story. Story which I still wanna call as BEGINNING, even Life seems like always wanna end this with lotsa ways.

Almost people know I’ll leave my hometown for the scholarship in Malang. Crick.
Everyone’s happy, they’re yelling congratulations! Wait. But please take a look, at me??
So am I!!! I’m happy! Yes exactly. But for the rest of it, I’m so.. yea, fvckin sick.

Let me become a lil bit (not so little actually) noisy.
I do understand how to think as an ‘older’ thinksucker yes, I have to take a better look from the other side, and a better future’ll come.
BUT OH YEAH? Of course that’s oh so really true.
I do know how to quit my weak corner.
But if I have to be honest to my soul, my mind, and for Neptune’s sake, the Life, you do know, I’m.. hurt.

I’m hurt for being happy of a leaving.

Messy bedroom, window, the attic, view in front of my house, Pink-uin, class, library, Kintamani, Mbak Keeeemm, skate park, morningdew of stadium, Town Square, and yes.

Haha I’m so tired of thinking all of that stuff. Brother Naasaa’s surely.. right :(

History is history. But Legend can be lasted forever.
And I decide to write this story as a new legend.

Farewell Party. Graduation Night. Bajogiv.
I know this is Drought. I don’t give a damn ‘bout that.
I have had soh many pictures from friend’s DSLR at Farewell Party. But I don’t know how to take those hundred (or more) photos in a minute while the time goes on and on.
Also another and another else pictures of certain Chapters of my life.. Photos of Touring with ITC. Photos of IJHS’ Games, photos which captured at an Olympiad, photos where I felt like an Genius Kid just because I go with some most clever students of my school haha.. I’ll miss em all. I wanna eat it all. Mehh

Finally, 18. I've to go.

Saturday

Happy Birthday, me.

Dan aku hanya ingin menulis sesuatu hari ini.
Namun sampai detik ini aku bahkan belum tahu akan menulis apa.

Hari ulang tahunku, tapi bahkan ibuku sendiri belum mengucapkan "Selamat ulang tahun" untuk diriku :)

Setahun lalu sahabatkulah yang mengucapkannya paling awal. Pukul 00:00:12, dan sampai sekarang pun pesan singkat itu belum pernah kuhapus. Kenapa? Karena aku tahu bahwa aku tak akan pernah mendapatkannya lagi, mungkin. Ialah sahabat terbaikku saat itu (dan hingga sekarang kurasa. Walaupun aku pernah menyakitinya dan menyuruhnya untuk pergi dari hidupku pada suatu sore yang mengerikan). Tapi entahlah untuk saat ini. Kami berteman (namun ia tetap, sahabat, terbaik, untukku). Mungkin ia sedang sibuk.

Hari ini, Nadia Megaranilah yang dengan baik hati telah mengucapkannya pertama kali. Terima kasih, setidaknya ada yang mau mengingatnya untukku.
Satu bulan penuh ini ponselku bagaikan mati segan hidup tak mau. Sekarang ribuan pesan singkat menyerbunya namun tak ada satu pun yang terbalas. Aku pun tak mengerti mengapa aku begitu. Namun itu semua membuat hubunganku dengan banyak pihak terbengkalai. Dengan FIB... Baru siang ini kami kembali bercakap. Aku tak berhenti mengutukki mengapa akhir-akhir ini pun aku menjadi begitu sibuk. Aku kembali sendirian.

Baik, lima belas tahun.
Lima belas tahun yang sangat bermakna.
Tidak sedikit orang menuangkan komentarnya terhadapku. Dari senang, kagum, iri, dan bahkan benci.
Jujur, aku berterimakasih kepada orang2 yang bahagia karena diriku, atau yang menganggapku sebagai inspirasi :') TETAPI, kawan. Sebenarnya aku terlalu kalian anggap tinggi --___-- Bahkan untuk yang iri. Aku ini hanyalah seorang gadis biasa yang dianugerahi kemampuan untuk bersyukur, kawan, itu saja.
Bukan, bukan. Sebenarnya bukan 'itu saja'. Bersyukur adalah sebuah kunci yang membuat kita akan menjadi seorang yang bahagia.
Sungguh, aku ini memilikki banyak masalah yang sebenarnya terlalu kompleks untuk diterima seorang remaja berumur 15 tahun. Tapi kenapa masih banyak di luar sana, orang-orang yang hidupnya lebih beruntung, tapi tetap saja merasa tidak bahagia?

Cobalah untuk bersyukur. Dalam segala keadaan. Maka kamu akan merasa (sangat) jauh lebih baik, dan orang lain juga akan melihatmu bahagia.

Hidupku seperti beruntung bukan karena aku memilikki segalanya. Tidak, kawan. Kalian lebih beruntung dariku. Hanya saja mungkin aku selalu bahagia dengan apa yang aku milikki dan jarang sekali untuk 'meminta' 'meminta' dan 'meminta' lagi. Aku terbiasa dengan mencukupkan segala yang ada dan, bersyukur. Bukan karena itu adalah kewajiban, namun karena itulah (kunci) kebahagiaan.

Tuhan sudah memberikan apa saja yang kamu butuhkan. Hanya saja mungkin kebanyakan orang hanya selalu melihat ke atas dan tak pernah mau mencoba untuk berhenti sejenak menengok sekeliling. Bahkan ke bawah.

Masalah itu selalu ada. Jangan jadikan itu penghalang.

Hiduplah secukupnya dengan syukur. Berhenti untuk selalu 'meminta' dan mulailah untuk memberi dengan apa yang kita milikki.
Tuhan pasti mengerti apa yang kita butuhkan, dan Dia selalu mengerti kapan kita harus mendapatkannya.

Terima kasih untuk orang-orang ini,
Anna Kresentia Adisti, Guardio Orlando, Hendrik Putra, Nastiti Lintang, Ardian Restu, dan Donio Ogiva.
You all taught me about LIFE, and that's why I exist! Thankyou for everything. Every thing. :))