Thursday

Another Stage, Another Title.

Cinta itu rasa. Gak bisa disengaja. Gak perlu pake teori, tapi ada plotnya. Cinta itu butuh 3 kalimat buat 'bicara'; I miss you, I need you, I love you. Itu udah siklusnya. Sama kayak 'gak bisa disengaja', kita merasakan kehadirannya dari yang awalnya gak ada apa-apa sampe ada apanya. Apa adanya lho, coba kalo dari awal kita tahu ada apa-apa, pasti jadi ewuh banget. Sama kayak yang baru saya alami. Biasanya, saya terbiasa untuk jadi apa adanya dan membiarkan orang lain menikmati 'alur perkenalan' mereka akan saya. Dari yang awalnya mereka, kita, gak ada apa-apa, jadi kangen, ngerasa butuh, hingga akhirnya nyadar kalo ada cinta tinggal di sana. Selama alur bergerak maju, kenangan yang terbentuk itulah yang membuat kita bagai memproduksi novel kita sendiri. Gak jarang hubungan yang adem ayem jadi mendadak dihujani konflik-konfik unyu yang dramatis. (a)Gak terlalu dramatis juga sih :p

Nah... Coba kalo siklusnya terbalik. Kalian tahu ada apa-apa di seberang sana (I love you) lalu kalian gak bisa jadi lepas dan secara gak langsung berubah jaim hingga aneh-aneh sendiri, kangen-kangen sendiri (I miss you) lalu kalian jadian dan gak kunjung datenglah si 'I need you'. Mereka, setelah ngedapetin kita jadi bikin kita senewen sendiri karena ngebetnya gak kayak dulu lagi. Kalimat-kalimat sakti sejenis 'Dia butuh gue gak sih?' ce es kembali membanana. Galau pun datang. Alay kumatlah sayang.

Cinta itu rasa. Manis, asam, pahit, asin, pedas, hambar. Cinta itu kayak bubur yang enak dimakan pas waktu anget dan masih kental. Lalu ketika bubur sudah dingin? Bubur cinta gak akan habis. Dingin itu akan tetep enak ketika kamu jatuh cinta. (Istilah jadulnya sih tai rasa cokelat). Kamu gak akan ngeluh dan ninggalin bubur itu dan tetap memakannya dan merasakan rasa yang sama ketika bubur masih hangat dan kamu bilang 'enak'.
Bagi saya yang abnormal, pacaran itu gak bisa let it flow. (Lain kalo kita bicarain cinta.) Pasrah. Man, terus ketika lo hanyut dalam pusaran air lo nurut aja? Lo bisa kan nambahin kecap lagi, cuka lagi, kerupuk lagi buat bubur lo? Kalo pada suatu hari lo udah tahu cinta itu akan berakhir, so buat apa lo jalanin? Udah terlanjur nyemplung tambah hanyut, udah terlanjur makan tapi gak bisa ngabisin. Ujung-ujungnya bilang kalo keadaan yang gak mengijinkan. Kan, let it flow.

Lo punya kaki, otak, hati, dan pilihan. Habis manis sepah dibuang kasian banget gak nyambung, karena lagi-lagi ini soal bubur.
Mari kita biarkan saya berpikir sejenak. Oke, hilangkan embel-embel fantasi otak rakus saya. Kita bicara soal komitmen.

Cinta gak pernah salah. Boleh diterusin dengan 'dalam memilih'. Iyakah sumpelo? Buat lo lo yang masih pengen maaf, jadi bekas banya orang dulu dan menikmati novel lo, sumpah itu ide unyu. Bicara tentang bekas, akan saya perhalus bahasanya, mantan, saya kurang suka bandingin pacar sama mantan. Apalagi kalo kita mantan orang dan bandingin diri kita sama pacar baru mantan kita. Gak minat bandingin subjek atau objek. (Buat yang bosen dengernya maaf) Bandingin itu the-way. NOT MEMORY, no itu novelis banget. Mungkin hampir bener lho, kalo dibilang rasa cinta yang hadir dalam tiap orang itu pasti sama. Rasa itu akan berbeda ketika sudah dibagi ke tiap orang lain. Dia bisa ngerasain apa yang dia rasa pada dirinya sendiri waktu itu. Apakah itu cinta atau bukan. Dan pada orang yang dia tuju, dia bakal meneruskannya (sekarang awan imajinasi saya sedang menampilkan presentasi kelas fisika kemarin siang tentang cahaya dan lensa, anggap aja cahaya itu cinta) lewat the-way, yang notabene sudah direfraksi :p Itu mungkin adalah standarisasi dari orang tersebut.
Man, Barbs, tapi gw ngotot bahkan maksa lo buat GAK SEKALI-KALI ngompare hal-hal di atas.

Sempat dulu saya dapat kata-kata so sweet kalo 'Cinta itu gak cukup hanya dengan aku cinta kamu dan kamu cinta aku, aku milik kamu dan kamu milik aku. Don't tell but show', but more yummy when it's changed with ' Aku cinta kamu. Dan itu cukup' plus the deeply meaning on the sayer's eyes. Cinta itu rasa, bukan kata :)

Kembali lagi, hal yang sebenarnya jadi hambatan terbesar dari kegitan bertitel Move On adalah bukan dari subjek, objek, atau kamu masih ngerasain rasa cinta yang gak akan bisa berubah karena kamu gak bisa bahagia, gak bisa utuh tanpa dia, karena lo hanya jatuh buat dia. Cuman dia dan dengan dia yang bisa bikin lo seperti itu. No, itu pilihan. Lo bilang gitu KARENA KENANGAN KALIAN. Lo bisa aja buka hati lo, tapi lo memilih diam galau di tempat. Gini lho, SETIAP PANGGUNG ITU MEMILIKKI JUDUL YANG BERBEDA dan plotnya gak sama. Siklus lo bisa aja kebolak-balik dan jangan bilang cuman dengan dia lo ngerasa gitu, lo gak bisa ngerasain rasa yang sama dengan orang lain karen itu berarti lo secara gak langsung NGOMPARE (baca : nge+compare) KENANGAN KALIAN. Bikin dong kenangan baru. Panggung baru nih. Suka bikin 'novel' kan? Naskah baru nih. Ingat, udah move on tapi belum let go itu jauh beda sama udah let go tapi belum move on.

Kamu punya pilihan buat move, tapi kamu milih buat stay.


Buat kalian semua yang sering menghidangkan saya kue galau kalian, ayo nak bangun, sudah siang. Sincerely, saya mau kue yang lebih manis besok. :D

Friday

May?

Actually, closed my April with a...n incredibly horribleness (I joined at The Parade of Topeng Malang btw as I'd chosen to be the representative cie representatip -_- uhuk of my house. Yes, I think Mak cik took a very surprisingly awesome choice that evening. So much. The Education Department of Malang hand in hand with Universitas Negeri Malang and APPBI held a Parade of Topeng Malang to celebrate the 98th Anniversary of Malang city, International Dance Day, and National Music Day. 500 traditional dancers and masked musicians would join on this parade, include the students of SMAN 10 Malang (Sampoerna Academy). There were about twenty two representatives who had chosen from every house. Hosh. U know something? The point is not from all the things above. It occurred few hours before. So we got the info to be on the OLC at 7 to get the briefing from Mrs Endang. The first thing which made us shout was. We-will-dance. WHY? Because we didn't know that WE WILL DANCE. We only know about the words parade hvsgvshs and, the secondly funtastic trouble was... It was a competition (ohhhp?) ....yes, the dispensation which actually would be at 12, became 9 am. We (TRIED TO) dance along before we were being made up (oh noooh yes it was). We costumed, had our lunches then went to the location by school bus. Which is, u know, without air conditioners oh man how were our make ups gonna be I didn't wanna know anyway -_- then you know? We arrived there with a crappy scenes, with no one stood or even the existed sound systems. Hope the goddess would appear that time and save us from the daaaaay. We were POTATOES for 2 hours. Other dancers from the other schools came with their stunning costumes, make ups and hairstyles but WE. WE. Then fortunately we didn't dance :') Matos, street by street, we were a Thorns -___- The huge parade begun at Graha Cakrawala (UM), continued to Surabaya Street and the dancers would be performing their dance on the Malang Town Square. From Matos the parade was continued to Veteran Street to Bandung Street and finally finished in front of Perpustakan Umum Kota Malang. We went dorm at 5, with very fueled tummies) successfully loads me with plenty of bedtimes. I become a Panda. and since I don't do Kung Fu, then I'd rather to be another sweet Mom's daughter. The Kartini, Earth, and National Education's Day seemed don't want to gimme the rest. IGCSE came. Been beating up the students with those kewl fitnesses.... I feel gained more FATS and that. is. not. even. a. good. idea. for. sure.
Anyway, happy 1st month anniversary, Dear Matthew. :) Looove you more. They don't know how the stories beat up us well, just let them say everything. (Warmest hugs and kisses xo)