Tuesday

JACKPOT

Lucuuuuu!!!
Jadi ceritanya, sore itu, Sukma, Yonez, plus Peket habis narsis-narsis bareng gitu deh di Aloon-aloon. Eh... Sepulang dari sesi pemotretan illegal tersebut mereka mampir ke rumah. Langsung aja kan, tujuan utama: kamar.
Sementara Sukma sama si Ama alias Peket geledah-geledah photoshop dan seambrek folder di lappy, Yonez milih geledah-geledah kamar. Jadi deh. Kesibukan masing-masing.

Eits… Tiba-tiba aja Yonez nemuin tuh harta karun yang emang udah lama terpendam di dalem lemari meja belajar berabad-abad lamanya, membusuk tak bernyawa:
5310 XpressMusic
15 - 11 - 2010
Haaah sampek udah mau dipesenin nisan aja tuh sama mama. (jahatnya… hiksaaa)
Pokoknya gak ada harapan lagi deh dia bakal idup, sekecil apa pun harapan itu.

Tapi Yonez memang ajaib kan, apa sih yang enggak dia bisa, coba?
Banyak sih, tapi yang satu ini sempet bikin badan yang sudah saya huni selama 14 tahun ini sakau hebat.
Gila men, saat itu juga bisa dipastikan aku: histeris, heboh, lelunjakkan gak jelas juntrungnya, salto ke depan, salto ke kanan, jungkir balik, kelilinmg rumah, tereak-tereak sampe seantero rumah berhasil memasung dua tangtan beserta kainya ini.

Hah.
Handphone itu… tiba-tiba saja sodara-sodara sekalian, sebangsa dan setanah air, (gak ngundang pawang atau apalah, gak hujan, gak badai, gak pasti, gak berlalu, gak chrisye, apa ajalah, bahkan ini yang terpenting: tanpa sevis, tanpa keluar duit, dan tanpa sungkem di kaki mama…) NYALA.

Dan diri ini terenyak.
KOK BISAAAAA???!!!
Astaga, sumpah deh demi lemari meja belajar, itu barang slim udah lebih dari sepuluh hari teronggok kurang (lebih tepatnya 'tanpa') perhatian di dalam sana, kedinginan, kesepian, ketakutan, tanpa pernah tangan ini berusaha untuk menjamahnya... *apa sih* begitulah intinya, kok bisa gitu??? Mendadakkk, tanpa kabar, tanpa wangsit, tanpa pelet lagi, dia mau NYALA, berwarna, berbunyi, bertuit-tuit, hidup dengan hanya ditekan tombol power-nya bukan malah hanya karena dengan sendirinya *mikir*

Dan pas lelunjakan tersakral itu dengan spontan terteruskan sampai ke dalam kamar tempat tiga sekawan tadi bermain dan belajar, mereka dengan senang hatinya gak masang ekspresi apa pun dan malah bengong, membuat diri ini patah asa dan putus hati. Hiks...
Biarin.
Yang penting, Yonez harus diberi penghargaan, nobel deh kalau perlu, atas keberhasilannya yang tanpa jerih payah sedikit pun itu.
Haaahhh...
Senangnya. Betapa kerinduan ini terbalas wajah bloon mereka... Gak apalah.
Ha-ha...
Ha-ha-ha?
Ha-ha-ha-ha.
Ha.

Demikianlah hari itu terlewati dengan sangat aneh di rumah saya. Terus disusul Sukma yang harus cabut duluan buat pulkam ke kandangnya di utara sana, menyisakan Yonez, Peket, dan saya sendiri yang lalu memutuskan untuk berpiknik ke Tempuranan.
Budhaaal... *uhuk*
Di sana, kita kedatangan Asti (buset berapa kali ini nama terbit di postingan gueeeh?!) dan si Kem. Terus makan, ngobrol, sruput, nyam nyam, sruput..., langit pun memerah.
Selang beberapa dekade kemudian, Yonez harus pulang karena yang bersangkutan dijemput Bapaknya yang selalu-tahu-segala-tempat-dan-gak-pernah-nyasar itu.
Tinggalah diri ini bersama Peket serta dua cuople di hadapan kami ini.
Yeaaa at the end, akhirnya kami menenangkan diri ke rumah Peket dan ngobral obrol di sana.

Hem. Hari yang singkat.
Poinnya adalah: Never close the door from the opportunity of the fortune, because the fortunate’s always luckier than yourself.

No comments:

Post a Comment