Saturday

mask making II

Niken's house is gonna be rockin'!
Eight riotous sailors are sickkk!

Gila.
Sekolah -> rumah -> rumah Niken. Eh ternyata seharusnya saya jemput si Asti dulu, saudara sekalian. Semenit duduk di sofa rumah Niken, berdiri lagi deh. Meluncur ke rumah Asti. Eh ternyata si dianya sudah menunggu berabad-abad lamanya hanya untuk menyambut adinda tercintaaa (abaikan) Eits, rumah Niken lagi deh.
Go...

Dua dekade kemudian...
Ya. Saatnya mengecat!!! Tapi catnya mana? Belilah.
Okay, lagi-lagi harus saya yang unjuk kaki plus angkat gigi *eh* aaalhasil on foot sama teh Nisa deh. Ke mana saudara-saudara? Yap, seratus. Ke toko bangunan dong pastinya. Masa beli cat ke warung. Tapi... Setelah berjuta kilo-kilo jauhnya kami melanglang buana gak jelas, Tokonya dengan senang hati tutup. Bagus. Balik lagi deh ke start awal. Ambil kuncai motaur, go go go. Toko bangunan satu ke lain, hampir nihil kalau saya tidak menuntun Nisa untuk belok ke kiri *angel mode : on* TADAAA! Bingo. Cat merah putih (teruslah kau berkibar...) sudah bersemayam dalam genggaman kami. Back to the base jam, eh camp. Ada yang kurang. Apa ya? Oh. Itu. Apa itu? Itu lho, masa gak tahu sih? Tahu kan? Tahu dong. Ya! Benar. Cat hitam. Dan apa??? Again. Saya harus pakai sandal lagi buat cabut nyari tuh cat sialan. Kali ini saya menggandeng Asti bersama PALAPA!!! APA??? Gak. Okelah. Menggelindinglah kami ke tujuan utama (yang berhasil dirancang lewat planing yang matang banget) yang berbunyi:
1. Ambil charger ke rumah saya karena ceritanya hp saya lagi koma
2. Ambil tinta bak (mandi?) ke rumah Asti
3. Makan, lalu tidur *eh* balik ke rumah Niken
BUT WHAT?
Di tengah jalan, kami mengadakan sidang paripurna karena sepertinya nomor 1 dianggap gak penting. OK. Planning 2? Tinta Asti gak meyakinkan. Antara ada dan tiada gitu deh endingnya. Dan TRIIING... Seperti biasa saya punya ide yang sangat luar biasa: excellent!!!
Minta cat ke anak lain. Apa? Gak excellent? Krik... Krik... Terlepas dari itu, akhirnya motor yang kami tumpangi tiba-tiba saja sudah menyusuri jalan menuju Perumahan Nice 'K' (nama disamarkan). Dan tebak. Ya? Ah salah. Kita berdua malah bernostalgia. Aaaaa apa-apaan ini. Saya ngigo. Tapi memang tidak dapat dipungkiri bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab iu, maka kami harus fokus untuk mencari cat lain ke teman-teman yang dermawan.
Tahu-tahu kita ada di depan sebuah rumah.

WOW... Kosong...

Gimana dong. Gak gimana-gimana. Tancap gasnya, cari rumah lain. Dan apa? Kechemoe. Alias ke-te-mu.
Tapi zero for the Hero! Mereka gak punya.
Jawaban itu kami dapat setelah melakukan studi banding mengenai perilaku mereka saat bermain ping-pong ketika sedang kami tanyai atau lebih tepatnya ,mintai cat hitam yang kami cari-cari hosh hosh laaanjut. Kami tidak putus asa.
Tetap mencari...
Mencari... Searching...
Loading...
Please wait...
Entah di mana, oh dimana, oh dimana
Dimana lagi harus kucari???
Mengapakah diri ini harus tersiksa lagi
Entah mengapa, oh mengapa, mengapaaaa...

Rumah demi rumah kami datangi. Laut demi laut kami seberangi. Samudra luas pun telah Asti selami sementara saya berjemur di pantai.
Ya. Rumah terakhir harapan kami. Dan ternyata memang... Ya bukan main saudara-saudara.
Dia juga tidak punya.
BUT...
Excellent. Orang terakhir yang kami taruhi pengharapan besar bagi nusa dan bangsa tersebut memiliki ide yang lebih bagus dari ide saya.
Titik dua
"Coba minta ke si Afif aja."
Dan ahhh... Sweat drop di tempat. Grak.
Sial. Kenapa gak kepikiran.
Mana bensin mepet di E lagi.
Ahhh! Bye Jolba. Capcuscapnyus tujuan utama pun kami datangi.
Dan... seperti yang kita semua sudah tidak tahu, dia punya.
And let a whole world say... "YA IYALAAAH!!! KALIAN AJA YANG BEGO"
Tuing tuing

Siap, Kopral.
Cat sudah kami dapat. Walaupun dengan bensin yang super mengenaskan ini... Hiks... dengan senang hati kami balik ke rumah Asti. Ngambil tinta.
Lalu pertanyaan saya, buat apa semua perjalanan gak jelas tadi...?
Buat membuktikan bahwa ide saya juga bisa excellent -_-
Ya, ya, ya...
Welcome to Niken's house!
Ironis.
Goddd... Krik. Krik
Karena Niken harus les, ya... Kami pun memilih bertransmigrasi ke kos Ogiv.
Chic.
Dan mulai dari sini gak ada yang penting kecuali saya dapat hukuman dari si Dono karena tuh topeng dengan anggunnya berhasil NUMPLEK di kaos + jeansnya.
Grrr eat.

Well,
Have a nice dream.

"... So much for my happy ending."

No comments:

Post a Comment