Thursday

Gue Yang Itu Part 2

Dulu, zaman Miss Kadek masih ngajar (sekarang beliau--beserta suaminya memutuskan untuk tinggal di rumah guna mengurus anak mereka secara total sekaligus menyekolahkan anak mereka di rumah) beliau pernah memaparkan sesuatu. Jadi, kecerdasan manusia itu dibagi menjadi 8:

Kecerdasan linguistik
Kecerdasan logik-matematik
Kecerdasan musik
Kecerdasan interpersonal
Kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan visual-spasial
Kecerdasan kinestetik
Kecerdasan naturalis

Umumya, setiap manusia bisa memiliki 3 kecerdasan dominan. Yang aku bold itu yang aku termasuk dominan di dalamnya. Kalau boleh jujur, akuntansi memang sama sekali keluar dari bidangku. Setiap di interview, pasti banyak yang heran kenapa aku gak masuk Ilmu Komunikasi, HI atau Hukum. Dan aku pasti akan selalu berada pada kadar mau-muntah-dan-mau-ngakak.

Terlepas dari itu, banyak hal yang sedikit mengganggu keseharianku beberapa waktu terakhir. Inget bagaimana aku kemarin hampir terkubur di dasar samudra lalu tiba-tiba meroket...sejenak?

Iya, sejenak. Seminggu terakhir aku bisa dibilang friendless banget. Bukan karena aku ansos kok. Aku bahkan udah ikut 3 organisasi. Maka hidupku tidak semata-mata menjadi kupu-kupu (kuliah-pulang-kuliah-pulang).

Herannya, aku ngerasa friendless.

Entah kenapa beberapa malam aku tiba-tiba nyesek dan nangis. Di mana tidak ada teman untuk menangis. Rasanya melompong, tapi ternyata 'diibaratkan' melompong aja. Pas diintip ke dalam, duh, mau mbludhak nggak karuan.

Ternyata aku kangen banget sama kehidupanku di Malang. Aku gak bisa berhenti kangen Ipang. Tiap minggu pagi aku pasti sama dia, gak jauh jauh dari McD atau KFC Sarinah. Aku gak tau dia di ITB udah jadi apa. Mungkin kekar akibat ospek atau jadi nigga karena terpapar sinar matahari terus-terusan. Sumpah aku kangen Mega. Kenyataan bahwa selama ini aku pikir semua berjalan dengan baik-baik saja dan as-wished membuat aku gak sadar bahwa ketika saatnya tiba, saat di mana aku udah gak ngeliat Mega masih molor di bawah selimut, saat di mana aku teriak-teriak di kamar mandi, saat di mana aku ngeliat dia nyetrika kerudung, dan saat di mana kami menjadi segelintir orang yang sarapan paling akhir bareng, saat itu adalah saat-saat yang paling bikin lo nyesel karena hanya berjalan begitu saja. Saat lo lupa untuk melihat setiap hal kecil di sekitar dan bersyukur karenanya. Saat di mana lo baru sadar mereka udah gak ada, dan semua gak sama lagi. Saat di mana lo mimpi indah dan dibangunin. Entah untuk sekedar menjalankan kewajiban atau untuk beranjak dan menjadikan mimpi itu nyata.

Guess I was in the cloud when all of these things really started to fall and landed.

Gue kesepian. Gue kangen. Gue ingin bersandar. Menyadarkan sejenak kepala gue. Menyilangkan kaki gue. Mengangkat lengan gue tinggi-tinggi, dan melihat bagaiman dunia menjadi sedikit lega karenanya.

Gue bukannya gak punya temen di sini. Gue bukannya gak bisa adaptasi. Tapi gue friendsick. Gue bukannya gak nganggep Matthew ada. Tapi dia juga gak bisa terus-terusan bareng gue atau tidur sekosan sama gue. Gue bukannya gak punya temen kos. Gue hanya.. gue hanya...

Gue masih ingin tidur dan bermimpi indah.

Dan gue tahu gue salah.



CATATAN KAKI. (ditambahkan pada hari Jumat 29 Juli 2016 pukul 4:58 sore). Ngakak. Jadi ceritanya baru nemu apa yang bikin orang sempet mikir nggak nggak dua tahun lalu, waktu admirer2 matthew mungkin sedikit kepo dan mendarat ke blog ini, lalu membaca tulisan ini. "Tapi dia juga gak bisa terus-terusan bareng gue atau tidur sekosan sama gue."

GUYS. TOLOOOONG. MAKSUD KALIMAT MAJEMUK TERSEBUT ADALAH:
1. Dia juga gak bisa terus-terusan bareng gue
atau
2. Dia juga gak bisa tidur sekosan sama gue

See the differences?

Plis, gue masih cewek bermartabat. Proud tb still a virgin.

No comments:

Post a Comment