Wednesday

Oh Society.

Sedih ya ketika kamu mencoba merefleksikan dirimu, kemudian seakan kamu adalah milik dunia dan mereka bebas berkata dan berkomentar apa saja atasmu, membuat perefleksiandirimu menjadi suatu hal yang sengaja ada untuk dinilai dan dinyatakan benar, salah, baik, buruknya.

Itulah hukum yang berlaku di masyarakat, apalagi di masyarakat internet.

Tapi bukankah seharusnya penilaian dan komentar hanya merupakan efek samping dan subreaksi dari tindakan kita?

Mungkin beberapa orang memang terlalu peduli, mungkin beberapa orang terlalu menumpukan suatu sudut pandang terhadap persona tertentu, terlalu berharap lebih, dan yang lebih ironis, merasa kecewa dan tak jarang merasa terlibat dalam upaya perbaikan hal yang mereka anggap penyimpangan itu, saat, penyimpangan itu sendiri hanyalah asumsi yang ditimbulkan sudut pikir mereka.

Kemarin pagi pak Samiaji membahas tentang system recycle pada kelas ais (accounting information system). Berkenaan dengan pencatatan dan pembukuan, akuntansi memang tidak mengenal nilai negatif. Logika merujuk pada perhitungan persediaan ataupun hutang maupun modal dsb. Benar. Lalu seperti biasa beliau secara tak sadar menambahkan hal-hal berbau trivial.

Negatif, katanya sambil lalu, hanyalah imajinasi manusia; konsep rekaan yang dibuat oleh otak kita untuk menunjukkan ketidakhadiran sesuatu atau suatu nilai yang diasumsikan menekankan suatu perbedaan atau hal berkebalikan tertentu.

Suhu negatif misalnya. Itu karena hawa sangat dingin.Bahwa nilai 0 sudah dingin, dan hawa sangat dingin melebihi 0. Kemudian konsep sangat dingin yang 'keluar' dari bilangan asli inilah yang membuat kita mengimajinasikan keberadaan nilai negatif. Nilai yang berkebalikan dan berada di luar nilai yang ada.

Sama seperti dingin. Sebuah konsep yang di-kata-kan untuk mengasumsikan ketidakhadiran panas.
Sama seperti gelap. Sebuah konsep yang di-kata-kan untuk menamai ketidakadaan cahaya dan terang.

Timbul sebuah pertanyaan. Apakah kewajibanmu untuk membuatnya tidak kecewa dan menganggapmu salah dan apakah haknya untuk kecewa jika ia melihat sesuatu yang salah padamu?

Harry Potter mengajarkan cinta kasih.
Narnia mengajarkan keajaiban.
Twilight mengajarkan perjuangan.
Hunger Games mengajarkan keadilan.
Divergent mengajarkan keberagaman.
Lord of the Rings mengajarkan pengendalian diri.
Lima Sekawan mengajarkan kejujuran.
Paper Towns mengajarkan suatu pesan, “What a treacherous thing to believe that a person is more than a person.

1 comment:

  1. ... Finally, i've finished read your old till new ones dan aku ngerasa kalau kamu adalah orang yang beruntung. Beruntung bisa memaknai segala macam hingar bingar kehidupan ini. I miss u pod

    ReplyDelete