Monday

Menulis.

bukan ini bukan #DelveInside.

ini sepenuhnya soal.. menulis.

tadinya aku ingin.. membuat entry ini menjadi sepenggal torso yang indah. tapi kadang sesuatu yang direncanakan lebih terasa rasional dibanding magis jadi, yah, mari berhenti menjelaskan dan, mulai menulis.

karena obrolan semalam, aku tiba-tiba ingat sebuah pertanyaan yang pak dib ajukan setelah membacakan judul beserta kata-per-kata artikel ku di depan kelas dan menyalakan api yang hingga sekarang belum padam,

"siapa guru smp mu? nama ibumu? orang tuamu? bagaimana kamu bisa menulis seperti ini?"

aku sebenarnya.. bukan penulis yang konsisten. dan seringkali tulisanku tidak memiliki 'konten'. dan ngasal dan ya pokoknya nulis. aku sadar itu. kalau orang cerdas membaca tulisanku, pasti mereka akan dengan cepat melihat kekosongan dan tidak melanjutkan. karena sebenarnya, tulisanku tidak berbobot. hanya, sepertinya, aku bisa merangkainya sedemikian rupa hingga, mungkin, jika orang yang membaca juga membaca apa yang sering aku baca, rasanya seperti familiar dan nyaman saja. bacaan yang mengalir dan sambil lalu, bacaan yang mengolah rasa. bukan bacaan ber-value added.

kala itu, pertanyaan itu bukanlah pertanyaan istimewa, tapi sekarang aku tertarik untuk menjawabnya.

perjalanan perbendaharaan kataku dimulai sejak aku berusia 7 bulan, jauh sebelum aku bisa berjalan di umur 11 bulan. waktu itu aku mengucapkan kata apu dan menunjuk sapu, dan, apu apu saat melihat tetanggaku menggunakan benda itu untuk menyapu halaman rumahnya. begitulah. karier pertama logika bayiku.

di kelas 2 sekolah dasar, aku sudah ditunjuk menjadi lektor gereja saat hari besar. lektor adalah orang yang membacakan alkitab pada mimbar di atas altar, bahkan ketika di kota kota lain di keuskupan surabaya. keren ya. sekarang orangnya sekuler banget.

intinya, dengan fasih baca tulis, aku jadi gemar membaca. menurutku membaca itu perlu agar seseorang bisa menulis. tidak harus (karena ada orang-orang yang terlahir dengan talenta atau bakat alami) tapi perlu, agar tulisan yang dibuat lebih enak dibaca.

aku selalu percaya--secara teori dan praktik, bahwa apa yang kita produksi berasal dari atau merefleksikan apa yang kita konsumsi. sekalipun dalam state penciptaan. kita butuh input. dan input yang kita gunakan akan (sedikit banyak) tercermin pada apa yang kita produksi. input bisa banyak, gak selalu hal yang berhubungan seperti menulis dengan membaca, menyanyi dengan mendengarkan, filmmaking dengan binge-watching; lingkungan juga merupakan input yang berpengaruh besar. lingkungan membentuk perspektif tertentu. dalam hal seni kadang juga membentuk selera. dan selera itu penting, taste, gaya, menurutku penting.

sebentar, bicara soal taste dan gaya, meski abstrak, dalam dunia seni (jane aku ki ra cetho seni lho ya), kui pengaruhe gedhe, jadi gini, misalnya penyanyi atau musisi. saat mereka luar biasa jago teknik vokal atau arpegio, tapi tidak punya musikalitas, itu disayangkan. saat orang pintar mengambil gambar, kameranya bagus, tekniknya gila. tapi kalau gambarnya tidak hidup, tidak membuat orang yang melihat 'tergerak', itu disayangkan. dan tulisan, dalam hal ini bukan akademis (yang terstruktur), seberapapun materi yang ingin disampaikan, jika ia tidak bisa personalize pembaca, itu disayangkan. oleh karena itu aku percaya, kalau mau bikin keluaran, mending juga diimbangi dengan memperbanyak masukan dulu. bukan cuma materi, tapi dalam merasakan bagaimana bulir-bulir kata terangkai.

sejak kecil, aku suka membaca. majalah boboku kalau dikiloin, mungkin, aku bisa beli rumah. dan karena bobo itu anakan kompas, sedikit banyak, aku juga baca kompasnya mbah kung. dulu aku niteni, setiap selasa ada rubrik fotografi, setiap sabtu ada foto-foto pilihan di cover belakang. setiap minggu ada puisi dan cerpen, juga kolom untuk anak-anak.

kebetulan papaku jurnalis. di tahun 2004 saat kami bertemu di surabaya, aku diajak ke gramedia. dan aku yang ketemu buku buanyak waktu itu, buset, koyo mlebu wonka's chocolate factory kae wes. yo ra deng. waktu itu karena masih suka sains (iya aku dulu suka banget banget sama biologi dan fisika) aku beli 5 buku. aku masih ingat judul-judulnya, Einstein Aja Gak Tahu!, Kartun Fisika, Keajaiban-Keajaiban dalam Tubuh Manusia, Harry Potter and The Half-Blood Prince hardcover, dan.. buku soal penemu & peradaban. waktu itu, begitu pulang aku girang bukan main. langsung aku buka, karena baru, aku cium dulu (aku suka bau buku baru sesuka aku suka bau hujan), terus aku baca. pokoknya zaman kecil kalo ketemu buku bawaannya norak.

lalu, singkat cerita, dipadu dengan kesukaanku terhadap astro boy, naruto, one piece, conan dan manga-manga lainnya di bangku sd (karena cimonku suka komik hehe), dengan drama korea sewaktu sd-smp, kemudian dipadu dengan kesukaanku terhadap lagu-lagu berlirik bagus (aku ingat di kelas dua sd, setelah dihadiahi om tante kaset sherina terbaru album My Life, aku membawanya ke sekolah, dan saat istirahat aku dengan ceroboh meninggalkannya di dekat tangga di lapangan basket, lalu setelah aku ingat dan kembali, cover lirik kaset itu sudah menjadi potongan-potongan kecil, begitu kecilnya hingga aku tidak bisa merekatkannya kembali menjadi satu, dan ya waktu itu aku menangis. tidak menangis lantang, menangis lirih sendirian di dekat tangga, dan saat bel masuk berbunyi aku mengusap air mataku tanpa bercerita pada siapapun) dan sedikit imajinasi, aku punya energi untuk mulai membuat adonan tulisan. di bangku sd sejak mengenal personal computer dan warnet, aku mulai sok-sokan bikin novel. begitu soknya sampai aku bikin settingnya di Le Havre, Perancis. tapi budheku yang berprofesi sebagai penerjemah bilang, sebaiknya aku bikin cerita yang settingnya aku tahu, yang aku kenali dulu. jadi novel itu tidak kulanjutkan sampai sekarang. pas kelas enam, aku sempat les setengah tahun di i-tutor. di sana, ada sistem tiket dan reward. buat menambah tiket dengan cepat, kita bisa bikin-bikin kreasi entah visual, tulisan atau kriya. akhirnya aku bekerja keras untuk membuat puisi-puisi. meski gagal. masuk smp, karena ada ekskul kece namanya english-club (disingkat e-club, iklab. jadi kalo ditanya, eh kamu anak iklab ya? iya nih gitu kan unyu gitu). e-club ini dipersiapkan untuk kompetisi, jadi bukan sekedar klub pengembangan bahasa inggris. kompetisi tahunan yang diadakan biasanya terdiri dari 3 kelompok besar, olimpiade, storytelling-speech-anchor, dan menyanyi. karena yang gampang menyanyi, aku pede. pas audisi aku maju, dan menyanyi. waktu itu gita gutawa ft. delon - your love. dredeg e masya allah.

dilihatin anak anak baru smp (plus ada crushku HAHA) sumpah ga kebayang deg-deg-annya yowo. e habis nyanyi ditepuktanganin. aku wis dadi bensin ning ngarep, wis ga berwujud gitu pokoknya (soalnya biasanya abis maju yaudah duduk yang lain diem aja hening). eh kok ya lolos tenan bersama dengan beberapa nama lain. tapi, terus. karena aku dulu ambis gitu (gak kayak sekarang males), pas aku butuh sms guru bahasa inggrisku, akhirnya aku sms pake...bahasa inggris -_- (maksudnya kan ya kalo sms doang, apalagi ke guru ya biasa aja bisa sebenernya, ga usah segitunya, maksain bgt) (nyapo ya. karena guru-guru bahasa inggrisku kalau ngomong gak pernah pake bahasa indonesia. jadi mungkin aku yang polos terbutakan ambis.) lalu mungkin karena sok-sok ku itu, tiba-tiba aku dimasukin grup olimpiade (sejak saat itu di meja belajar berjajar enam trofi). nah, kalau story-telling dll gitu, kan materi ceritanya suruh cari sendiri, gak dibikinin miss miss biar bawainnya lebih enak. aku goblok e bikin cerita dewe muahaha. soalnya aku bingung, mau cari di internet masa. 2 temenku yang juga lolos audisi iklab enak, yang satu bapaknya punya les-lesan inggris, satunya ibuknya dosen literatur inggris huhu. sejak saat itu, akhirnya setiap ada sesuatu aku bikin cerita sendiri. aku belajar 16 tenses pure otodidak dan karena suka dengerin lagu (thanks to avril lavigne, panic at the disco, green day, paramore, skye sweetnam dan pee wee gaskins). pas di sd, karena gurunya pilih kesay gitu, nilaiku....percaya gak, 5, mentok 8. di i-tutor juga belum sampe belajar 16 tenses, cuma speaking sama liat film. oh enggak ding, i-tutor dulu karena dia ada journal book. dan kita harus nulis tiap pertemuan. dari situ juga nulisku mayan kelatih.

terus, suatu saat di kelas 7, guru bahasa indonesia juga minta kita bikin semacam buku jurnal juga. di ujung buku, bu ary, bilang di depan kelas, beliau terharu baca jurnalku. aku gak inget kenapa. terus naik kelas, aku juga deket sama mas rony, guru bahasa indonesia kelas 8. dan, baca puisiku bagus, pas itu. past itu doang. kayaknya pas itu aku kesurupan. terus karena ambis dan perfeksionis (dulu) kalau tugas b. indo kelas 9 pak bangun selalu suka tugasku karena paling niat dan rapi wkwkwk.

bersamaan dengan itu, tente tanteku yang baik hati dan budhe yang kece sukanya beliin dan ngelungsurin buku. dari yang basic kayak laskar pelangi (awalnya aku baca satu aja, yang laskar pelangi. tapi karena mbah uti habis sang pemimpi edensor maryamah karpov, aku gamau kalah), roahl dahl, charles dickens, jules verne, fellowship of the rings sampe.. perahu kertas he he he. perahu kertas aku baca di awal kelas 8 (pertengahan tahun 2009). dan aku entah gimana personalized bianget bianget sama tokoh kugy. beberapa teman juga bilang gitu, tokoh utamanya berantakan dan random kayak aku. lalu naik kelas 9 aku mulai ngeblog. karena sukma. dan sebelumnya aku udah lama ngikutin blognya dochi dan myspace nya lexa. terus di twitter nemu sonia eryka terus dikasih tahu sukma sabila anata, terus tahu lucedale, terus main lookbook, terus tahu anazsiantar, terus evita nuh dll dll. dan terjadilah blog ini.

lalu masuk sma. aku ambil jurnalistik. waktu itu karena aku lutfi sama hilda juga ga ngeh pengen apa jadi kita daftar aja. ternyata aku sama lutfi dipanggil jadi 10 anggota tim opo yo kae ra jelas. pokoknya kami dikumpulin sendiri terus suruh bikin berita. kan geje. lalu tahun baru 2012 mama beliin kamera hue hue hue senang syekaliii dan dari sana semua kekacauan dimulai. semua karena twitter dan blog. bersamaan dengan buku-buku yang masih terus aku lahap, lagu-lagu yang aku nikmati, film-film yang aku tonton, dan jam terbang menulis di blog ini (plus koran mercusuar dan lain lain), simply membentuk tulisanku seperti sekarang. sedikit sendu, sedikit seru tapi yo gak se malah garing, dan seperti ngobrol. dan sue sue sing blog iki kesan e akeh narsis e yo gak. sempat juga merasakan betapa malunya blog ini jadi blog contoh tugas spring kelas englishnya miss diah di ips 4, 5 dan ipa 6, 7. ambek kae aku sik drama karo memet huh isyn pvol.

pernah suatu hari di penghujung kelas 8, aku dipanggil wicak dan januar. kami diminta mewakili sekolah untuk ikut lomba sastra sekota malang. mereka ngasih tahu udah ada bahan dan aku nol putul. deadline besok paginya. maka, karena malamnya mati lampu seasrama, aku ngebut kerja subuh-subuh. tanpa internet ataupun novel fisiknya. makanya aku milih laskar pelangi. sing cetho dan aman. wis kae uasal konten e ngasal tok sing penting diksi ne indah dan terangkai. lha kok juara 3. januar juara 1 sih, dan dek e mbahas pramoedya asu tenan yo jelas. fun fact, aku sama sekali gak tahu kalau kami harus menghadiri venue dan ada presentasi jika lolos. pagi itu, aku berencana bangkong karena hari sabtu. lha kok namaku dipanggil lewat speaker dan aku melongok keluar jendela kamar. ada ipang (dia ngewakilin lomba debat) teriak teriak, pod ayo ditunggu angkot. geblek. gak mandi, aku ganti seragam dan berangkat. di sana aku terus terusan berdoa biar gak lolos dan cepat pulang lalu mandi dan kembali tidur. ternyata lolos 10 besar dan kami presentasi plus tanya jawab. waton tenan aku akhirnya, karena gak bawa apa-apa, gambar pemandangan sama sepatu di hvs (ini beneran) dan yah..  presentasi. begitulah. tapi ya basic juara tiga. tidak signifikan dan tidak akan diingat.

kelas 12, selain peristiwa pak dib, tidak ada yang benar-benar bermakna. aku juga semakin jarang ngeblog. semakin jarang nulis. karena ada portal instan bernama instagram. cuman pernah suatu hari, salah satu mas g-o bahasa inggris yang tinggi kurus dan cerewet tiba tiba nyeletuk "who wrote this?" he then read the sentences. and it was mine. jadi di kelas ada semacam mading kecil (banyak mading btw) buat nempel sticky notes harapan masing-masing kita 5 tahun ke depan. i forgot what i actually wrote but yes it resumed what i want my life to be and long story short, what i aspire in life. he then said, more likely, aku juga lupa sih, "oh my god, ini hidup banget. it was just so, i dont know, it feels so good. i can feel the words literally have soul, i dont know, it is really nice i mean it." and i said thank you.

masuk kuliah. aku yang ambis karena masuk kampus swasta akhirnya ikut ini itu, salah satunya pers mahasiswa. dan waktu makrab, pernah kami disuruh nulis spontan sebuah frase soal menulis. i, again, forgot what i exactly wrote that time, but maybe aku kesurupan lagi, they gave me books for it. kalo ga salah aku bilang di situ, bagiku, menulis seperti bernapas. aku lupa gombalan apa yang mengekornya. terakhir, aku menulis untuk artikel tunggal buku suci ospek fakultas 2015. aku juga lupa nulis apa.


menulis, seharusnya tidak akan pernah membebani.

menulis sesungguhnya melegakan.

jika rasanya masih menjadi beban, mungkin kamu butuh sepenggal lagu, minuman manis, dan stok film menarik.

No comments:

Post a Comment