Tuesday

Sesajian di Jalan

Beberapa titik jalan di sekitar kota Yogyakarta sempat digegerkan dengan adanya penemuan sesaji. Titik-titik jalan tersebut seperti, pelengkung wijilan, jalan panembahan, Pelengkung Gading, perempatan Wirobrajan dan sekitar Kota Baru. Hal ini dibuktikan dengan beredarnya foto yang menangkap wujud sesaji di depan pelengkung Wijilan. Pria yang ber inisial EK ini secara tidak sengaja menemukan sajen ketika hendak pulang, setelah seharian berkeliling mengantarkan penumpang. Pengemudi ojek online ini, tidak cukup kaget dengan penemuan sesaji di sekitar jalan yang dilaluinya. “saya ndak terlalu kaget kok mas, tapi kok yo onok wangi dupane barang” yang ditemui ketika tidak sengaja berhenti untuk mengabadikan momen tersebut.

(Pelengkung Wijilan, tempat sesaji diletakan)

Sesaji, memang erat dikaitkan dengan konteks bahasa rasa syukur atas limpahan rejeki dari Tuhan Yang Maha Esa. Adapun hal ini juga sebagai ungkapan untuk menolak dari datangnya bencana atau melindungi dari marabahaya. Manusia memiliki caranya sendiri untuk dapat mengungkapkan rasa syukur dan kegelisahannya kepada semesta. Istilah sesaji ini, memang sudah tidak asing di telinga kita. Sejak jaman dahulu, bahasa ini ada dan memang diturunkan dari nenek moyang kita hingga menjadi sebuah tradisi. Tradisi ini yang sebenarnya sudah menepi secara perlahan karena arus modernisasi.

Melihat peristiwa ini sebenarnya juga menjadi menarik untuk dikaitkan dengan konteks Yogyakarta hari ini. Kota yang terkenal dengan tradisi budayanya ini, kini dihadapkan dengan kebudayaan masyarakat milenial. Yang mana kondisi masyarakatnya sudah sangat berkembang pesat sejalan dengan dengan perkembangan teknologi. Hal-hal yang demikian pun, akhirnya tidak lagi akrab di kehidupan mereka. Jika masih ada pun, hanya orang tua atau kalangan tertentu yang masih melestarikan ritual ini.


No comments:

Post a Comment