Wednesday

The Ink goes Real :)

Namanya Kugy. Mungil, pengkhayal, dan berantakan.
Dari benaknya, mengalir untaian dongeng indah.
Keenan belum pernah bertemu manusia seaneh itu.
...
Namanya Keenan. Cerdas, artistik, dan penuh kejutan.
Dari tangannya, mewujud lukisan-lukisan magis.
Kugy belum pernah bertemu manusia seajaib itu.

Dan kini mereka berhadapan di antara hamparan misteri dan rintangan.
Akankah dongeng dan lukisan itu bersatu?
Akankah hati dan impian mereka bertemu?

(Teaser - April 2012)
(Trailer)
(OST.)
Banyak yang tahu betapa saya menggilai Perahu Kertas karya Dee (Dewi Lestari) ini. Tiga tahun yang lalu, Deni Rosalina yang telah baik hati memilihkannya untuk saya baca. Setahun kemudian, buku itu berpindah tangan. Ke orang yang salah, yang saya dengar telah membakarhabisnya.
Tak berbekas--tidak. Buku dan seisi ceritanya sudah terpatri di benak saya. Saya suka buku ini, buku yang menurut sebagian pembaca Dee terkesan paling pop di antara karya-karyanya yang lain (yang lebih didominasi oleh bahasa sci-fi).
Buku ini mengantar dan mengajarkan saya ke banyak destinasi ajaib. Sosok Kugy, yang pada akhirnya merasukki saya, karakter nyentrik yang supel, berantakan, aneh, dan cuek. Terlalu imajinatif untuk anak seumurannya, dan suka menulis.
PS. Dulu saya sering memakai jam kura-kura ninja (walau pun itu terhitung sebelum saya mengenal novel ini. Lagipula saya juga baru tahu sebutan jam kura-kura ninja setelah membacanya).
Ojos. Remaja laki-laki idaman para perempuan awam, romantis, namun overprotective. Semu.
Keenan. Blesteran yang sedikit dingin tapi halus, cerdas, realistis, dan cenderung tertata.
Kugy yang berpacaran dengan Ojos dari SMA harus menjalani LDR karena Kugy melanjutkan kuliah di Bandung.
Pertemuan-pertemuan aneh yang mempertemukan Keenan dengan Kugy membuat keduanya terlarut dalam sebuah perasaan yang tak bisa ditembus dengan mudah. Keduanya kuliah di satu universitas (Keenan di Fakultas Ekonomi sedangkan Kugy di Fakultas Satra). Hingga suatu saat, pasangan Noni (Sahabat karib Kugy) dan Eko (sepupu Keenan) menjodohkan Keenan dengan Wanda, Kurator mentereng yang metropolis.
Cerita berlanjut dan Kugy pun harus mengakhiri hubungannya dengan Ojos. Di sisi lain Keenan yang tak sepenuhnya memberi hatinya untuk Wanda terlibat sebuah konflik yang juga harus mengakhiri hubungan mereka.
Kugy menyelesaikan kuliahnya dalam semester pendek dan kembali ke Jakarta, sedangkan Keenan lulus dengan IP tinggi namun memutuskan untuk pergi ke Bali meneruskan bakat terpendamnya sebagai pelukis. Di Bali, Keenan bertemu dengan Luhde, perempuan hitam manis, berperingai halus yang sedikit demi sedikit menyembuhkan luka di hatinya. Di sisi lain, Kugy pun menjalin hubungan dengan atasannya sekaligus teman Abang Kugy, Remi.
Waktu dan ruang kembali mempertemukan mereka. Hati keduanya kembali diuji.
Jakarta-Bandung-Bali.
Keenan yang sebelumnya tinggal di Armsterdam bersama Oma yang sangat ia cintai... Kugy yang sejak SMA sudah katam menjadi pemenang lomba menulis, penulis cerpen majalah, ketua Jurnalistik SMA... Ojos yang emosional. Wanda yang sudah matang. Remi yang tulus dan melihat sisi lain Kugy. Luhde yang sabar dan selalu menyayangi Keenan.
Mengapa Perahu Kertas? Kugy mempunyai hobi rutin yang ia lakukan hingga kini, menulis surat kepada Neptunus. Neptunus? Pertama karena zodiaknya Aquarius. Kedua, surat itu ia jadikan perahu kertas lalu ia hanyutkan ke laut, karena saat kecil, Abangnya memberitahunya bahwa di sanalah Neptunus berada. Sejak ia pindah ke kota, Kugy menghanyutkannya lewat sungai di sekitar rumahnya, walau ia tahu Neptunus tak pernah ada.
Ada sebuah quote yang selalu saya ingat,
"Berputar dahulu menjadi yang bukan kita demi menjadi diri kita lagi."
Keenan disadarkan Kugy bahwa mereka sedang berada di sebuah planet bernama Realita. Di malam yang sama, ketika Kugy memberi Keenan sebuah buku tua, di mana Kugy menuliskan dongeng-dongengnya. Ya, Kugy bercita-cita menjadi seorang Juru Dongeng. Keenan memikirkan perkataan Kugy itu dan mulai tenggelam dalam dongeng-dongeng Kugy. Ia mulai menggambarkan ilustrasi-ilustrasi karakter di dongeng tersebut dengan tangannya sendiri yang pada akhirnya ia kembalikan pada Kugy.
Seperti Perahu Kertas yang dihanyutkan di sungai, di parit, di empang, namun akan selalu bermuara ke pantai.
Sepuluh tahun alur cerita ang sangat menenggelamkan setiap pembacanya.

5 comments:

  1. kayanya film ini bakal outstanding, tapi sebagus novelnya ga ya?

    ReplyDelete
  2. Ah hope so! Semoga kolaborasi Hanung sama Dapur Film gak mengecewakan :)

    ReplyDelete
  3. Ternyata novelnya baguuss :)
    Baru baca kemaren

    ReplyDelete
  4. Ternyata novelnya kereenn.. Baru baca kemaren :)

    ReplyDelete